Saham Produsen Mobil Jerman Turun Setelah Pengumuman Tarif dari Trump
Author: Novita Tambunan
Publish: 14 Juli 2025
Pada Senin, 14 Juli 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor terbaru terhadap Uni Eropa, yang langsung berdampak pada pasar saham otomotif. Dalam pengumumannya, Trump menyatakan bahwa mulai 1 Agustus 2025, akan diberlakukan tarif sebesar 30% terhadap seluruh impor dari Uni Eropa, tanpa pengecualian sektor, termasuk industri otomotif yang sebelumnya sudah dikenakan tarif 27,5%.
Akibat dari pengumuman ini, saham produsen mobil Jerman seperti Volkswagen, BMW, Mercedes-Benz, dan Porsche mengalami penurunan tajam antara 1,3% hingga 1,6% pada awal sesi perdagangan. Para investor bereaksi negatif karena sektor otomotif Jerman sangat bergantung pada ekspor ke Amerika Serikat, yang merupakan salah satu pasar terbesar mereka. Tak hanya saham individu, indeks saham Eropa juga ikut terdampak. Indeks STOXX 600 turun sekitar 0,6%, dengan sektor otomotif mencatat penurunan paling tajam sebesar 1,4%, menjadikannya salah satu penyumbang terbesar pelemahan pasar saham hari itu.
Reaksi Uni Eropa
Pemerintah negara-negara anggota Uni Eropa merespons dengan serius. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan agar Eropa bersatu dalam mempertahankan kepentingannya dan tidak tunduk pada tekanan ekonomi dari Amerika Serikat. Sementara itu, Jerman dan Italia mendorong agar segera dilakukan negosiasi dagang dengan AS sebelum kebijakan ini benar-benar berlaku. Uni Eropa juga mengumumkan bahwa mereka akan menunda sementara paket retaliasi senilai €21 miliar, sambil menunggu hasil negosiasi yang dijadwalkan berlangsung dalam beberapa minggu ke depan.
Dampak dan Langkah Selanjutnya
Tanpa adanya pengecualian, tarif baru ini akan menaikkan harga kendaraan Eropa yang masuk ke pasar AS, membuatnya kurang kompetitif dan menekan margin keuntungan perusahaan otomotif Jerman. Analis memprediksi bahwa produsen akan mulai mempertimbangkan perubahan strategi rantai pasok dan penyesuaian harga untuk mengurangi dampak kebijakan ini. Pasar akan terus memantau perkembangan negosiasi antara Uni Eropa dan Amerika Serikat hingga tenggat waktu pada 1 Agustus. Ketidakpastian ini diperkirakan akan menciptakan volatilitas di pasar saham, khususnya di sektor industri otomotif.